tag:blogger.com,1999:blog-89730413789917362962024-03-12T19:53:44.043-07:00Kisah IslamiKumpulan Kisah Islamibloggerhoodshttp://www.blogger.com/profile/10478084473054067843noreply@blogger.comBlogger45125tag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-68994941743352116802012-03-06T18:16:00.000-08:002012-03-06T18:16:00.520-08:00Sedekah Yang Paling MurahAbu Yazid Al Busthami, pelopor sufi, pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerut. Dengan murung lelaki itu mengadu,"Tuan Guru, sepanjang hidup saya, rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Orang lain sudah lelap, saya masih bermunajat. Isteri saya belum bangun, saya sudah mengaji. Saya juga bukan pemalas yang enggan mencari rezeki , Tetapi mengapa saya selalu malang dan kehidupan saya penuh kesulitan?"<br />
<br />
Sang Guru menjawab sederhana, "Perbaiki penampilanmu dan ubahlah roman mukamu. Kau tahu, Rasulullah adalah penduduk dunia yang miskin namun wajahnya tak pernah keruh dan selalu ceria. Sebab menurut Rasulullah, salah satu tanda penghuni neraka ialah muka masam yang membuat orang curiga kepadanya." Lelaki itu tertunduk. Ia pun berjanji akan memperbaiki penampilannya. Wajahnya senantiasa berseri. Setiap kesedihan diterima dengan sabar, tanpa mengeluh.<br />
<br />
Alhamdullilah sesudah itu ia tak pernah datang lagi untuk berkeluh kesah.Sebagaimana kata Rasulullah,"Sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan."Namun demikian tidak berarti Islam mengajarkan kemewahan. Islam justeru menganjurkan kesederhanaan. Baik dalam berpakaian, merias tubuh maupun dalam sikap hidup sehari-hari. Nabi sendiri jubahnya seringkali sudah luntur warnanya tapi senantiasa bersih.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Umar bin Khattab walaupun jawatannya kalifah, pakaiannya sangat sederhana dan bertambal-tambal. Tetapi keserasian selalu dijaga. Sikapnya ramah, wajahnya senantiasa mengulum senyum bersahabat. Roman mukanya berseri.Tak heran jika Imam Hasan Al Basri berpendapat, awal keberhasilan suatu pekerjaan adalah roman muka yang ramah dan penuh senyum. Bahkan Rasulullah menegaskan, senyum adalah sedekah paling murah tetapi paling besar pahalanya. Demikian pula seorang suami atau seorang isteri. Alangkah celakanya rumah tangga jika suami isteri selalu berwajah tegang. Sebab tak ada persoalan yang diselesaikan dengan mudah melalui kekeruhan dan ketegangan. Dalam hati yang tenang, pikiran yang dingin dan wajah cerah, Insya Allah, apapun persoalannya nescaya dapat diatasi. Inilah yang dinamakan keluarga sakinah, yang didalamnya penuh dengan cinta dan kasih sayang.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-55411754808432995322012-02-26T18:13:00.000-08:002012-02-26T18:13:00.266-08:00Kejujuran Saudagar PermataPada suatu hari, seorang saudagar perhiasan di zaman Tabiin bernama Yunus bin Ubaid, menyuruh saudaranya menjaga kedainya kerana ia akan keluar solat. Ketika itu datanglah seorang badwi yang hendak membeli perhiasan di kedai itu.<br />
<br />
Maka terjadilah jual beli di antara badwi itu dan penjaga kedai yang diamanahkan tuannya tadi. Satu barang perhiasan permata yang hendak dibeli harganya empat ratus dirham. Saudara kepada Yunus menunjukkan suatu barang yang sebetulnya harga dua ratus dirham. Barang tersebut dibeli oleh badwi tadi tanpa diminta mengurangkan harganya tadi. Ditengah jalan, dia terserempak dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bin Ubaid bertanya kepada si badwi yang membawa barang perhiasan yang dibeli dari kedainya tadi.<br />
<br />
Sememangnya dia mengenali barang tersebut adalah dari kedainya. Saudagar Yunus bertanya kepada badwi itu, "Berapakah harga barang ini kamu beli?" Badwi itu menjawab, "Empat ratus dirham." Tetapi harga sebenarnya cuma dua ratus dirham sahaja. Mari ke kedai saya supaya saya dapat kembalikan wang selebihnya kepada saudara. " kata saudagar Yunus lagi. "Biarlah, ia tidak perlu. Aku telah merasa senang dan beruntung dengan harga yagn empat ratus dirham itu, sebab di kampungku harga barang ini paling murah lima ratus dirham." Tetapi saudagar Yunus itu tidak mahu melepaskan badwi itu pergi.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Didesaknya juga agar badwi tersebut balik ke kedainya dan bila tiba dikembalikan wang baki kepada badwi itu. Setelah badwi itu beredar, berkata saudagar Yunus kepada saudaranya, "Apakah kamu tidak merasa malu dan takut kepada Allah atas perbuatanmu menjual barang tadi dengan dua kali ganda?" Marah saudagar Yunus lagi. "Tetapi dia sendiri yang mahu membelinya dengan empat ratus dirham." Saudaranya cuba mempertahankan bahawa dia dipihak yang benar. Kata saudagar Yunus lagi, "Ya, tetapi di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudarakita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri."<br />
<br />
Jika kisah ini dapat dijadikan tauladan bagi peniaga-peniaga kita yang beriman, amatlah tepat. Kerana ini menunjukkan peribadi seorang peniaga yagn jujur dan amanah di jalan mencari rezeki yang halal. Jika semuanya berjalan dengan aman dan tenteram kerana tidak ada penipuan dalam perniagaan. Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah itu penetap harga, yang menahan, yang melepas dan memberi rezeki dan sesungguhnya aku harap bertemu Allah di dalam keadaan tidak seorang pun dari kamu menuntut aku lantaran menzalimi di jiwa atau diharga." (Diriwayatkan lima Imam kecuali Imam Nasa'i)Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-81234266038207454542012-02-16T18:12:00.000-08:002012-02-16T18:12:00.266-08:00Doa Seekor SemutSiang itu Nabi Sulaiman a.s sedang berpatroli menyusuri kerajaannya yang sedang mengalami musim kemarau berkepanjangan. Sudah berbulan bulan para petani mengalami gagal panen. Sumur sumur sebagai sumber air sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari sehari untuk minum, memasak dan untuk membersihkan badan. Hewan hewan ternak sudah tinggal kulit dan tulang dan kalaupun dipotong maka sudah tidak bisa didapatkan daging sebagai bahan makanan. Anak anak kecil pada lari bertelanjang karena bahan baku kapas untuk membuat pakaian sudah sulit didapatkan.<br />
<br />
Nabi Sulaiman a.s. mulai didatangi oleh ummatnya untuk dimintai pertolongan dan memintanya memohon kepada Allah s.w.t. agar menurunkan hujan untuk membasahi kebun-kebun,sawah sawah, sungai-sungai dan sumur sumur mereka. Maka kemudian Nabi Sulaiaman a.s mengeluarkan perintah untuk semua rakyatnya yang terdiri dari bangsa jin dan manusia untuk berkumpul di lapangan yang terletak ditengah kota untuk berdo’a memohon kepada Allah s.w.t. agar musim kering segera berakhir dan hujan segera turun.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Keesokan pagi harinya lapangan besar yang terletak ditengah kota telah dipenuhi oleh rakyat Nabi Sulaiman a.s, mereka sudah siap bermunajat dibawah pimpinan Nabi Sulaiman a.s untuk segera memohon kepada Allah agar musim paceklik bisa segera berakhir. Sesampainya Nabi Sulaiman a.s. di hadapan rakyatnya dia melihat seekor semut kecil berada di atas sebuah batu. Semut itu dalam keadaan hampir sekarat karena haus dan menahan lapar. Nabi Sulaiman a.s. kemudian mendengar sang semut mulai berdoa memohon kepada Allah s.w.t. Zat yang menunaikan segala hajat seluruh makhluk-Nya. “Ya Allah pemilik segala kekayaan, aku berhajat sepenuhnya kepada-Mu, Aku berhajat akan air-Mu, tanpa air-Mu ya Allah aku akan kehausan dan kami semua kekeringan. Ya Allah aku berhajat sepenuhnya pada-Mu akan air-Mu, kabulkanlah permohonanku”, demikian do’a sang semut kepada Allah s.w.t. Mendengar doa si semut maka Nabi Sulaiman a.s.kemudian segera memerintahkan rakyatnya untuk kembali pulang ke rumah masing masing dan berkata kepada rombongan kerajaan “Kita segera pulang, sebentar lagi Allah s.w.t. akan menurunkan hujan-Nya kepada kalian. Allah s.w.t. telah mengabulkan permohonan seekor semut”. Kemudian Nabi Sulaiman dan rombongannya pulang kembali ke kerajaan.<br />
<br />
Dilain hari saat Nabi Sulaiman a.s. sedang berjalan-jalan mengecek keadaan rakyatnya Ia melihat seekor semut sedang berjalan sambil mengangkat sebutir buah kurma. Nabi Sulaiman a.s terus mengikutinya dan kemudian beliau memanggil si semut dan menanyainya: “Hai semut kecil untuk apa kurma yang kau bawa itu?. Si semut menjawab,” Ini adalah kurma yang Allah s.w.t. berikan kepada ku sebagai makananku selama satu tahun.” Nabi Sulaiman a.s. kemudian mengambil sebuah botol lalu ia berkata kepada si semut, “Wahai semut kemarilah engkau, masuklah ke dalam botol ini, dan aku telah membagi dua kurma ini dan akan aku berikan separuhnya padamu sebagai makananmu selama satu tahun. Tahun depan aku akan datang lagi untuk melihat keadaanmu”. Si semut taat pada perintah Nabi Sulaiman a.s.. Setahun telah berlalu. Nabi Sulaiman a.s. datang melihat keadaan si semut. Ia melihat kurma yang diberikan kepada si semut itu tidak banyak berkurang. Nabi Sulaiman a.s. bertanya kepada si semut, “Hai semut mengapa engkau tidak menghabiskan kurmamu?”. Si semut menjawab “Wahai Nabiyullah, aku selama ini hanya menghisap air nya dan aku banyak berpuasa. Selama ini Allah s.w.t. yang memberikan kepadaku sebutir kurma setiap tahunnya, akan tetapi kali ini engkau memberiku separuh buah kurma. Aku takut tahun depan engkau tidak memberiku kurma lagi karana engkau bukan Allah Pemberi Rizki (Ar-Rozak), jawab si semut. “<br />
<br />
Allah khaliq, Allah malik, Allah Raziq…Allah yang menciptakan, Allah yang memelihara, Allah yang memberi rezeki. Allah yang Kuasa,makhluk tak kuasa, Allah yang menciptakan suasana dan keadaan dan Allah maha berkehendak.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-60590967808486408642012-02-06T18:10:00.000-08:002012-02-06T18:10:00.586-08:00Kisah Sumur Zam-zamSudah beberapa tahun belakangan Abdul Muthalib kewalahan dalam menyediakan bahan makanan dan minuman bagi jamaah haji dan orang orang yang berziarah ke Mekkah. Terutama dalam hal minuman, ia sudah hampir kewalahan karena persediaan air semakin hari semakin menipis dan ia tidak rela bila para tamu Allah menderita kehausan saat berziarah untuk beribadah disekitar kakbah. Selaku orang yang paling bertanggung jawab atas bait Allah Kakbah maka ia hendak menggali kembali sumur zam zam yang telah lama tertimbun. Menyadari bahwa ini adalah pekerjaan yang sangat sulit maka ia berharap kepada para penduduk daerah hijaz untuk membantunya tapi mereka enggan semua sedangkan ia baru memiliki anak hanya seorang yaitu Harits<br />
<br />
Untuk melaksanakan rencana tersebut Abdul Muthalib senantiasa berthawaf di kakbah dan berdoa agar diberi anak yang banyak. Tidak cukup hanya itu bahkan ia bernadzar akan menyembelih salah seorang anaknya untuk kurban bila doanya dikabulkan. Allah mengabulkan doanya dan beberapa tahun kemudian lahirlah anak-anaknya, di antaranya adalah Abu Thalib, Abbas, Abu Lahab, Zubair, dan Abdullah. Setelah putra putranya itu tumbuh remaja dan telah terkumpul tenaga tenaga yang mencukupi maka Abdul Muthalib dengan mengucap bismillah kembali menggali timbunan pasir dan bebatuan yang mengubur sumur zam zam. Panas terik tidak membuat mereka kendur hati untuk melaksanakan tugas mulia ini. Ini adalah salah satu bentuk pengkhidmatan/ pelayanan tinggi bagi Allah karena tamu tamu yang tiap tahun melakukan ziarah dan ibadah haji akan sangat terbantu dengan melimpahnya air untuk keperluan jamaah.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Inilah yang menjadikan kedudukan Abdul Muthalib makin dihormati penduduk hijaz. Ia merupakan orang yang pertama diminta tolong bila ada orang dalam keadaan susah. Ia juga yang menjadi juru damai bila perselisihan terjadi diantara suku suku yang bertikai. Sering pula orang yang bepergian jauh ke luar hijaz untuk keperluan berdagang atau lawatan lainnya maka mereka akan menitipkan harta bendanya kepada Abdul Muthalib. Inilah banyak keistimewaan yang dimiliki oleh kakek Rasulullah SAW.<br />
<br />
Setelah beberapa minggu menggali maka sudah mulai nampak hasil jerih payah mereka. Air zam zam mulai dan kini Abdul Muthalib sudah dapat bernafas lega tidak akan kesusahan lagi menyediakan air minum bagi para jamaah haji tahun depan.<br />
<br />
Setelah penggalian sumur selesai dan sukses, Abdul Muthalib berniat melaksanakan nadzarnya, yaitu menyembelih salah seorang putranya sebagai kurban. Dengan disaksikan banyak orang, Abdul Muthalib membawa anak-anaknya ke dekat Kakbah, lalu diundi siapa yang akan dijadikan kurban. Dari undian itu ditentukan bahwa Abdullah yang akan dikurbankan.<br />
<br />
Abdul Muthalib kemudian membawa Abdullah ke tempat penyembelihan di dekat sumur zam-zam, dan bersiap-siap untuk menyembelih Abdullah. Masyarakat menentang rencana Abdul Muthalib. Mereka menyarankan agar menghubungi perempuan ahli nujum di Yatsrib. Di hadapan wanita ini dilakukan undian lagi, yang akhirnya Abdullah tidak jadi disembelih. Sebagai gantinya disembelih 100 ekor unta. Peristiwa ini menjadikan nama Abdul Muthalib dan Abdullah terkenal di seluruh tanah Arab. Tidak lama kemudian Abdullah menikah dengan Aminah dan tinggal di Mekkah.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-63840607593711020542012-01-26T18:05:00.000-08:002012-01-26T18:05:00.360-08:00Masyithah Tukang Sisir Anak Fir’aunPada malam saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan perjalanan isra’ ditemani oleh Jibril, beliau mencium aroma yang wangi. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Wahai Jibril , aroma wangi apa ini?” Jibril menjawab, “Ini adalah aroma Masyithah, putri Fira’un beserta anak-anaknya.”<br />
<br />
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Bagaimana ceritanya?”<br />
<br />
Kemudian Jibril mengisahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,<br />
<br />
Pada suatu hari, tatkala Masyithah sedang menyisir rambut putri Fir’aun, tiba-tiba sisirnya jatuh dari tangannya. Dengan seketika dia berkata, “Bismillah (dengan nama Allah).”<br />
<br />
Sang Putri bertanya, “Ayahanda?”<br />
<br />
“Tidak,” jawabanya. “Tetapi Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Putri berkata, “Saya akan laporkan kepada ayahanda.”<br />
<br />
Dia menyahut, “Silakan.”<br />
<br />
Fir’aun lantas memanggilnya seraya bertanya, “Wahai fulanah, apakah ada Tuhan selian diriku?”<br />
<br />
Jawabnya, “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah.”<br />
<br />
Mendengar jawaban itu Fir’aun menjadi berang, lalu memerintahkan anak buahnya agar memanaskan patung sapi hingga meleleh, kemudian menyuruh agar tukang sisir itu beserta anak-anaknya dilemparkan ke dalamnya.<br />
<br />
Masyithah berkata, “Sebelum saya meninggal, saya memohon kepadamu satu permohonan.”<br />
<br />
“Apa permohonanmu?” tanya Fir’aun.<br />
<br />
Dia menjawab, “Saya mohon agar tuan nanti mengumpulkan tulangku dan tulang anak-anakku dalam satu kafan, lalu tuan kuburkan kami.”<br />
<br />
Fir’aun berkata, “Itu adalah hal yang sangat mudah.”<br />
<br />
Akhirnya, anak-anaknya dilemparkan satu persatu di hadapannya hingga tiba giliran anak bayi yang masih disusuinya. Seakan-akan sang ibu terlambat disebabkan rasa iba terhadap bayinya. Seketika itu bayinya dapat berbicara, ‘Wahai Ibu, masuklah! Sesungguhnya siksaan di dunia lebih ringan daripada siksa akhirat.”<br />
<br />
Ibnu Abbas mengatakan, “Ada empat bayi yang dapat berbicara, yaitiu Isa bin Maryam, Shahib Juraij, saksi Yusuf, dan anak Masyithah (tukang sisir) Fir’aun.”Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-44257454836226808882012-01-16T18:03:00.000-08:002012-01-16T18:03:00.322-08:00Bangsa Aad Menantang AzabDidalam Al Qur`an ada disebut tentang bangsa Aad, yaitu suatu bangsa yang tinggal di daerah Ahqaf,daerah yang sekarang masuk di negara Yaman atau Oman di zaman modern ini. Tanah mereka subur, ada sungai dan kebun kebun yang membuat mereka kaya dan makmur tapi kemudian menjadi sombong. Si kaya dan si kuat menindas si miskin dan si lemah.Karena berbagai kejahatan yang sudah tak tertahankan ini maka Allah mengutus Nabi kepada mereka yaitu Nab Hud a.s. Seperti juga yang dialami oleh para Rasul yang lain, Nabi Hud juga di hina,di maki bahkan mau dibunuh, karena Nabi Hud yang miskin ini dianggap bodoh,pembohong, kalau sekiranya Allah perlu Nabi maka seharusnya Allah memilih mereka bukan Hud, na`udzubillah.<br />
<br />
Dengan tak bosan dan selalu tabah, Nabi Hud mencoba menyadarkan kaumnya agar percaya kepada Allah, beribadah dan berbuat baik dan meninggalkan segala kejahatan. Namun kaumnya tidak menghiraukannya dan selalu mengejek bahkan meminta kepada Nabi Hud agar siksa yang disebut itu segera saja didatangkan.<br />
<br />
Mereka disuruh bertaubat dan mencabut perkataan itu namun mereka menolak malah lebih sombong membusungkan dada. Tiba tiba mereka melihat awan hitam bergumpal di atas langit. Mereka mulanya terkejut karena bukan musim hujan tetapi akhirnya percaya bahwa awan itu akan menurunkan hujan yang lebat untuk menyuburkan bumi dan mengurangi panasnya musim panas.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Nabi Hud berkata kepada mereka, itu bukan hujan rahmat tetapi hujan azab yang pedih dan agar mereka segera bertaubat. Namun mereka makin sombong. Akhirnya tercurahlah hujan yang sangat lebat di iringi oleh tiupan angin yang sangat kencang selama tuju malam dan delapan hari lamanya tanpa henti, sehingga semua manusia kafir itu beterbangan seperti kapas yang ringan sejauh ratusan meter dan terhempas jatuh ke bumi, mati dengan jasad yang luluh lantak. Bukan hanya manusia, tetapi juga semua binatang ternak mereka semua tanaman dan rumah rumah mereka.<br />
<br />
Allah SWT berfirman “Adapun kaum Aad maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata”Siapakah yang lebih sangat kekuatannya dari pada kami”. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka lebih sangat kekuatanNya dari pada meraka? Dan adalah mereka mengingkari tanda tanda kekuatan Kami. Maka kami lalu meniupkan angin yang amat gemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang sial, karena Kami hendak merasakan kepada mereka itu siksaan yang menghinakan dalam kehidupan dunia. Dan sesungguhnya siksaan akhirat lebih menghinakan sedang mereka tidak diberi pertolongan.”(QS Fushshilat ayat 15-16)<br />
<br />
Angin ini dinamakan angin Sharshar yang memusnahkan semua yang dilaluinya,tetapi yang mengherankan semua orang beriman tidak merasakan sama sekali. Mereka rasakan seperti angin biasa. Hal ini juga pernah terjadi pada bangsa Tsmud setelah mengutus Nabi Shalih a.s kepada mereka. Persis seperti yang kaum Nabi Nuh a.s dan bangsa Aad terhadap Nabi mereka lakukan, yaitu pengingkaran dan kemaksiatan yang merajalela. Bangsa Tsmud juga diancurkan Allah dengan suara petir yang dahsyat (Ash Sha`iqoh) dari langit, diiringi oleh gempa bumi yang dahsyat sehingga menghancuran semua bangunan rumah tempat tinggal mereka menjadi rata dengan tanah sekaligus menjadi kuburan mereka.<br />
<br />
Karena keterlaluan sikap dari tiga kaum ini,Allah berulng kali menyebut kaum Nuh,bangsa Aad dan Tsamud di dalam Al Qur`an sebagai pengajaran dan peringatan bagi setiap bangsa dan manusia yang akan hidup di permukaan bumi ini sampai kiamat.<br />
<br />
Sungguh pelajaran dari sejarah ini adalah sangat besar dampaknya. Terbukti sesudah sejarah ini dibacakan Rasulullah Muhammad SAW kepada bangsa arab yang sangat rusak, dalam masa 23 tahun saja mereka berubah menjadi baik,bersatu,tolong menolong,akhirnya kuat dan berkuasa selama berabad-abad lamanya.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-61960103245143019452012-01-06T17:59:00.000-08:002012-01-06T17:59:00.958-08:00Kisah Alqamah Durhaka Kepada IbundanyaKonon dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia seorang pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan suka bersedekah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan kepada beliau akan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullahpun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. Beliau bersabda, “Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk mengucapkan La Ilaha Illallah ”Akhirnya mereka berangkat kerumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam keadaan naza’, maka segeralah mereka men-talqin-nya, namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La ilaha illallah. Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada Rasulullah.<br />
<br />
Maka Rasulullah pun bertanya, “Apakah dia masih mempunyai kedua orang tua?”<br />
<br />
Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”<br />
<br />
Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya, dan beliau berkata kepada utusan tersebut, “Katakan kepada ibunya Alqamah, ‘Jika dia masih mampu untuk berjalan menemui Rasulullah maka datanglah, namun kalau tidak, maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.’”<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqamah dan pesan beliau itu disampaikan, maka dia berkata, “Sayalah yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”<br />
<br />
Maka, dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi Rasulullah.<br />
Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam dan Rasulullah pun menjawab salamnya.<br />
<br />
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, “Wahai ibu Alqamah, jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya keadaan putramu Alqamah?”<br />
<br />
Sang ibu menjawab, “Wahai Rasulullah, dia rajin mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang bersedekah.”<br />
<br />
Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Lalu apa perasaanmu padanya?”<br />
<br />
Dia menjawab, “Saya marah kepadanya Wahai Rasulullah.”<br />
<br />
Rasulullah bertanya lagi, “Kenapa?”<br />
<br />
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah, dia lebih mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun durhaka kepadaku.”<br />
<br />
Maka, Rasulullah bersabda, “Sesungguhny,a kemarahan sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat.”<br />
<br />
Kemudian beliau bersabda, “Wahai Bilal, pergilah dan kumpulkan kayu bakar yang banyak.”<br />
<br />
Si ibu berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau perbuat?”<br />
<br />
Beliau menjawab, “Saya akan membakarnya dihadapanmu.”<br />
<br />
Dia menjawab, “Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau engkau membakar anakku dihadapanku.”<br />
<br />
Maka, Rasulullah menjawab, “Wahai Ibu Alqamah, sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng, kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih marah kepadanya,”<br />
<br />
Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi, juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.<br />
<br />
Rasulullah pun berkata kepada Bilal, “Wahai Bilal, pergilah kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu<br />
Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku.”<br />
<br />
Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar Alqamah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah. Maka, Bilal pun masuk dan berkata, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu mengucapkan syahadat.”<br />
<br />
Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.<br />
<br />
Maka, Rasulullah melihatnya dan memerintahkan untuk dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau menshalatkannya dan menguburkannya,<br />
<br />
Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, “Wahai sekalian kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya dan kemarahan Allaoh tergantung pada kemarahannya.”Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-6900574835230078772011-12-26T17:57:00.000-08:002011-12-26T17:57:00.576-08:00Iskandar ZulkarnaenDialah Raja Muslim yang sangat berkuasa namun saleh. Daerah taklukannya membentang dari bumi bagian barat sampai timur. Ia mendapat julukan Iskandar “Zulkarnain”. “Zul”, artinya “memiliki”, Qarnain, artinya “Dua Tanduk”. Maksudnya, Iskandar yang memiliki kekuasaan antara timur dan barat.<br />
<br />
Dia juga telah membangun dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, diantara dua Gunung. Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat dari besi yang dicampur dengan tembaga itu terletak tepat di pengunungan Kaukasus. Daerah itu kini disebut Georgia, negara pecahan Uni Soviet.<br />
<br />
Secara topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah. Kecuali pada bagian kecil sempit yang disebut celah Darialsepanjang 100 Meter kurang lebih.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Pada bagian celah itulah Zulkarnain membangun tembok penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj. Kisah ketokohan Iskandar Zulkarnain ini juga tertulis dalam catatan sejarah orang-orang barat. Dalam catatan tersebut diceritakan bagaimana ia berjaya meluaskan daerah taklukannya dalam masa yang sangat singkat. Oleh karena kejayaannya ini, ia diberi gelar “Alexander The Great”, Alexander Yang Agung”. Belakangan cerita ini diadaptasi ke film layar lebar oleh Sutradara Amerika Serikat, Oliver Stone, dengan judul Alexander The Great. Namun cerita dari orang-orang barat tersebut sangat bertentangan dengan yang disebutkan dalam Al-Qur’an.<br />
<br />
Para Mufasir menyatakan, “Alexander The Great” adalah orang yang berbeda dengan tokoh yang di tulis dalam Al-Qur’an, Yakni, Iskandar Zulkarnain. Alexander Thr Great itu dalam sejarahnya tidak diberitakan pernah membangun sebuah dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, yang terbuat dari besi dicampur tembaga. Bahkan, ia adalah seorang musyrik. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang Raja Muslim yang taat kepada agama Tauhid.<br />
<br />
Sejarawan Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan, meski punya nama yang sama dan plot cerita yang sama, yaitu kekuasaannya membentang dari Barat sampai ke Timur, keduanya adalah sosok yang berbeda. Antara mereka terbentang jarak dan waktu sampai 2000 tahun. “Hanya mereka yang tidak mengerti sejarah yang bisa terkecoh oleh identitas kedua orang itu,” katanya.<br />
<br />
Ibnu Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelar atau julukan seorang penglima penakluk sekaligus Raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul tanduknya – Qarnun,yaitu rambut kepala yang di ikat – sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Allah SWT menghidupkannya kembali dan menjulukinya Zulkarnain, pemilik duaTanduk, serta memberinya kekuasaan. Cerita yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karangan Syekh Al-Aiji Asy-Syafi’i.<br />
<br />
Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah seorang hamba yang taat kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah. Lalu mereka memukul tanduknya yang kanan hingga mati. Kemudian Allah menghidupkannya lagi, dan dia kembali mengajak kaumnya mengesakan Allah. Tetapi mereka malah memukul tanduknya yang kiri hingga mati lagi. Lalu Allah menghidupkannya lagi dan menganugrahinya kekuasaan yang tak tertandingi. Oleh karena itu ia dijuluki Zulkarnain.<br />
<br />
Di samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga mengisahkannya dalam kitab tafsir Ath-Thabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain adalah seorang laki-laki yang berasal dari Romawi, ia anak tunggal seorang yang paling miskin diantara penduduk kota. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia.<br />
<br />
Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur’annya yang populer, Tafsir Al-Qurtubi,menceritakan, sejak masih kecil dan masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yang baik sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya, sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan.<br />
<br />
Setelah mencapai usia akil balig, Iskandar menjadi seorang hamba yang saleh, sehingga Allah Berfirman, “Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya aku mengutusmu kepada umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yang berbeda-beda bahasanya dan mereka adalah umat yang berada disegala penjuru bumi.<br />
<br />
Mereka terbagi dalam beberapa golongan.” Mendapat amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau telah menugasiku melakukan seuatu hal yang aku tidak kuasa melakukannya kecuali engkau sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan kekuatan apa aku bisa melawan mereka? Dengan kesabaran apa aku bisa menahan mereka? Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula aku bisa memahami bahasa mereka sedangkan aku tidak mempunyai kemampuan.”<br />
<br />
Kemudian Allah SWT berfirman”Aku membebanimu sesuatu yang kamu mampu melakukannya, aku akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu bisa mendengar dan memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu bisa memahami segala sesuatu, meudahkan lidahmu, hingga kamu bisa berbicara tentang sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu bisa melihat segala sesuatu, melipatgandakan kekuatanmu hingga tak terkalahkan oleh sesuatu apapun, menyingsingkan lenganmu, hingga tidak ada sesuatupun yang berani meyerangmu, menguatkan hatimu, hingga kamu tidak takut pada apapun, menguatkan kedua tanganmu hingga kamu bisa menguasai segala sesuatu, menguatkan pijakanmu hingga kamu bisa mengatasi segala sesuatu, memberimu kemuliaan hingga tidak ada apapun yang menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan menjadikan salah satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu, dan kegelapan itu akan berkeliling di belakangmu”Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-46202022607912043692011-12-16T17:52:00.000-08:002011-12-16T17:52:00.888-08:00Kisah Bahtera Nabi Nuh a.s Legenda Sepanjang MasaKisah bahtera Nabi Nuh dan banjir besar adalah salah satu legenda dunia yang diabadikan dalam sejumlah ayat-ayat Al Quran. Menurut sejumlah riwayat, Nabi Nuh as. diutus menjadi Rasul sepuluh abad setelah Nabi Adam as. Beliaulah manusia pertama yang membuat kapal untuk berlayar, tentu saja dengan petunjuk dari Allah SWT. Kapal buatannya itulah yang dikenal dengan nama Bahtera Nabi Nuh.<br />
<br />
Pada masa itu, manusia benar-benar tenggelam dalam kesesatan dan kekafiran yang parah dengan menjadi penyembah berhala. Maka Allah Yang Maha Penyayang mengutus Nabi Nuh untuk meluruskan akidah manusia. “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepada mereka azab yang pedih.” (QS Nuh : 1)<br />
<br />
Atas perintah Allah, maka Nabi Nuh pun mulai melancarkan dakwah, mengajak kaumnya untuk menyembah Allah. Namun kaumnya yang kafir tidak mempercayainya, justru menganggap pengikut Nabi Nuh sebagai manusia yang hina. Para pemuka kafir bahkan menuduh Nabi Nuh sebagai pendusta dan orang yang sesat. (QS Hud : 27). Dengan sabar, selama 950 tahun, Nabi Nuh terus mengajak kaumnya untuk menyembah dan beribadah hanya kepada Allah. Namun yang mau menjadi pengikutnya hanya segelintir jumlahnya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Kaum Nabi Nuh bahkan mulai berani menantang Nabi Nuh. Mereka meminta beliau untuk membuktikan ancaman Allah berupa “azab pedih” yang selalu diceritakannya kala berdakwah. Nabi Nuh selalu mengingatkan eksistensi Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang patut disembah. (QS Hud : 32). Terus-menerus ditentang oleh kaumnya, akhirnya dengan sedih Nabi Nuh mengadukan permasalahannya kepada Allah. “Ya Tuhanku sesungguhnya siang-malam aku telah menyeru kepada kaumku, namun seruanku itu justru membuat mereka semakin berpaling dari kebenaran. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (agar beriman) supaya Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jari ke dalam telinga mereka dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.” (QS Nuh : 6-7)<br />
<br />
Demikianlah perilaku kaum Nabi Nuh. Tak sedikit pun mereka mengindahkan nasihat Sang Nabi. Mereka bahkan saling mengingatkan agar tidak meninggalkan penyembahan terhadap Suwwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr—orang-orang saleh yang telah wafat dan patung-patungnya mereka jadikan sesembahan. Lalu Allah memerintahkan Nabi Nuh membuat sebuah bahtera. Dengan menggunakan petunjuk dan wahyu Allah, mulailah Nabi Nuh membuat bahtera itu. Ejekan datang bertubi-tubi saat pemimpin kafir melihatnya membuat kapal besar. Namun Nabi Nuh dengan sabar terus melanjutkan pembuatan kapal tanpa memedulikan ejekan kaumnya.<br />
<br />
Setelah pembuatan kapal selesai, Allah lalu memerintahkan Nabi Nuh agar memuat kapal itu dengan binatang masing-masing sepasang (jantan dan betina), keluarganya, dan orang-orang yang beriman. (QS Hud : 40). Maka Nabi Nuh pun menyerukan kepada pengikutnya agar segera naik ke dalam kapal. Tak lama kemudian Allah menurunkan hujan badai yang tiada henti. Semua mata air di bumi memancarkan air, saling bertemu dan menimbulkan air bah yang sangat besar. Banjir tinggi melanda bumi dengan gelombang setinggi gunung. Itulah banjir terbesar dalam sejarah peradaban manusia!<br />
<br />
Dalam kondisi genting, Nabi Nuh memanggil anaknya yang berada di tempat jauh dan terpencil, namun tidak ikut naik ke kapal. Dengan sombong sang anak menolak, dan memilih mencari perlindungan ke atas gunung. (QS Hud : 42-43). Demikianlah, anak Nabi Nuh tidak mau menuruti ajakan ayahnya. Dia justru memilih bersama orang-orang kafir. Maka dia pun binasa dan tenggelam bersama mereka.<br />
<br />
Hal yang sama terjadi pada istri Nabi Nuh. Dia pun ikut tenggelam bersama orang-orang kafir karena menolak ajakan suaminya untuk beribadah hanya kepada Allah saja. Satu pelajaran besar, bahwa istri seorang yang saleh dan berderajat Rasul pun dapat binasa karena azab-Nya. Maka suaminya itu tiada dapat membantunya sedikit pun dari (siksa) Allah. (QS At-Tahrim : 10)<br />
<br />
Cerita tentang bahtera Nuh yang terjadi sekitar 4.800 tahun yang lalu itu banyak muncul dalam buku dan beberapa film. Sejumlah ahli sejarah dari berbagai negara pun telah lama penasaran dan ingin membuktikan kebenaran kisah ini. Untuk memecahkan misteri kapal Nabi Nuh, kelompok peneliti dari Cina dan Turki bergabung dalam ‘Noah’s Ark Ministries International’. Mereka selama bertahun-tahun melakukan misi pencarian sisa-sisa bahtera legendaris itu. Pada tanggal 26 April 2010, para peneliti ini mengumumkan temuan mereka. Bahtera Nabi Nuh ditemukan di Turki! Mereka mengaku menemukan bangkai kapal Nabi Nuh yang berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, Turki Timur. Wallahu ‘alam bishowabUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-34428974922918663442011-12-06T17:55:00.000-08:002011-12-06T17:55:00.281-08:00Penggembala Buta Huruf Yang CerdikSeorang lelaki yang sedang sibuk menggembalakan domba-dombanya di padang rumput dihampiri seorang cendekiawan. Terjadilah perbincangan antara keduanya. Dari perbincangan itu, cendekiawan itu mengetahui bahwa penggembala itu buta huruf.<br />
<br />
“Mengapa engkau tidak belajar?” Tanya cendekiawan.<br />
<br />
“Aku telah mendapatkan sari semua ilmu. Karena itu, aku tidak perlu belajar lagi,” jawab penggembala mantap.<br />
<br />
“Coba jelaskan pelajaran apa yang telah kamu peroleh!” pinta sang cendekiawan. Sambil menatap lelaki berpenampilan rapi itu, penggembala menjelaskan : “Sari semua ilmu pengetahuan ada lima. Pertama, selagi masih ada peluang untuk bersikap jujur, aku tidak akan pernah berbohong. Kedua, selama masih ada makanan halal, aku tidak akan pernah memakan makanan haram. Ketiga, jika masih ada cela (kekurangan) dalam diriku, aku tidak akan pernah mencari-cari (mempersalahkan) keburukan orang lain. Keempat, selagi rizki Allah masih ada di bumi, aku tidak akan memintanya kepada orang lain. Kelima, sebelum menginjakkan kaki di surga, aku tidak akan pernah melupakan tipu daya setan.”<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Cendekiawan itu sangat kagum atas jawaban penggembal seraya berkata, “Kawan, semua ilmu telah terkumpul dalam dirimu. Siapapun yang mengetahui kelima hal yang kau sebutkan tadi dan dapat melaksanakanya, pasti dapat mencapai tujuan ilmu-ilmu Islam serta tidak memerlukan buku-buku ilmu dan filsafat.”Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-8307314900255055462011-11-26T17:51:00.000-08:002011-11-26T17:51:00.555-08:00Kisah Nabi Sulaiman A.S dan Ratu SabaDikatakan kepadanya : ” Masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya”. Berkatalah Sulaiman : ” Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca” Berkatalah Balqis :”Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”.”(QS An Naml 44)<br />
<br />
Catatan sejarah mengungkapkan pertemuan antara Sulaiman dengan Ratu Saba berdasarkan penelitian yang dilakukan negeri tua Saba di Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang “ratu” yang pernah berada di kawasan ini hidup antara 1000 s/d 950 SM dan melakukanperjalanan ke Utara ( ke Jerusalem).<br />
<br />
Keterangan lebih terperinci tentang apa yang terjadi diantara dua orang penguasa, kekuatan ekonomi dan politik dari dua negara ini, pemerintahan mereka dan hal lain yang lebih terperinci semuanya diterangkan dalam Surat An Naml. Kisah yang meliputi sebagian besar surat An Naml, memulai keterangannya tentang ratu Saba berdasarkan berita yang dibawa oleh seekor burung Hud, salah satu tentara nabi Sulaiman kepadanya :<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata;”Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.<br />
<br />
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.<br />
<br />
Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.<br />
<br />
Allah, tiada Tuhan Yang Disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Ársy yang besar”. Berkata Sulaiman :”Akan kami lihat, apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.” ( QS An Naml 22-27).<br />
<br />
Setelah menerima berita dari burung hud ini, Sulaimanpun memberikan perintah sebagai berikut :<br />
<br />
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan”.(QS. An Naml: 28).<br />
<br />
Setelah ini, al-Qur’an mengemukakan kejadian yang berkembang setelah Ratu Saba menerima surat tersebut:<br />
<br />
Berkata ia (Balqis) : “Hai pembesar-pembesar, sesunguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya): “Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.<br />
<br />
Berkata dia (Balqis) ; “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.<br />
<br />
Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.<br />
<br />
Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan dan demikian pulalah apa yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang dibawa kembali oleh utusan-utusanku itu.<br />
<br />
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaimanpun berkata: Äpakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan oleh Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.<br />
<br />
Kembalilah mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina”.<br />
<br />
Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar siapakah diantara kamu sekalian yang sanggp membawa singgasananya kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin:”Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya”.<br />
<br />
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab:”Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut terletak dihadapannya, iapun berkata :Ïni termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni’mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.<br />
<br />
Dia berkata: “Robahlah baginya singgasananya; maka kia akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenali(nya)”.<br />
<br />
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?”. Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.<br />
<br />
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya ( untuk melahirkan ke-Islamannya), karena sesungguhnya ia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakanlah kepadanya: “Masuklah ke dalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya”. Berkatalah Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dai kaca”. Berkatalah Balqis: ¼a, Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam”. (QS An Naml 29-44).Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-84945540695613920772011-11-16T17:49:00.000-08:002011-11-16T17:49:00.587-08:00Kisah Nabi Ibrahim a.s dan Empat Ekor BurungAlkisah di tengah-tengah masyarakat yang dipenuhi dengan kesyirikan dan noda kemaksiatan lahirlah seorang pemuda yang kelak kita kenal sebagai Nabi Ibrahim. Ia anak dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calon Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang menandakan kebodohan dan sempitnya fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus diberantas dan diperangi agar mereka kembali kepada ibadah yang benar ialah ibadah kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.<br />
<br />
Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan barang-barang itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calon pembeli dengan kata-kata:” Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? ”<br />
<br />
Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebal iman dan keyakinannya, menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin sesekali mangganggu fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Berserulah ia kepada Allah: ” Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati.”Allah menjawab seruannya dengan berfirman:bTidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? “Nabi Ibrahim menjawab:” Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kokoh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu.”<br />
<br />
Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping-keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain.<br />
<br />
Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain. Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan empat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah Yang Maha Berkuasa dapat menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada.<br />
<br />
Dan dengan demikian tercapailah apa yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dapat menghalangi atau menentangnya dan hanya kata “Kun” yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikehendaki ” Fayakun”.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-49702070830407966582011-11-06T17:54:00.000-08:002011-11-06T17:54:00.416-08:00Kisah Kematian Nabi SulaimanNabi Sulaiman mampu menundukkan, memperkerjakan, dan memiliki hubungan dengan para jin, hal ini menimbulkan fitnah bahwa jin mengetahui sesuatu yang ghaib. Dan tidak diketahui siapa yang mengepulkan asap fitnah apakah itu syaitan yang terkutuk atau jin yang bodoh atau manusia yang tertipu. Isu tersebut menyebar mempengaruhi sebagian manusia dan jin, manusia melupakan bahwa ilmu ghaib hanya berada di tangan Allah SWT. Ilmu ghaib tidak akan ada yang mampu menguasainya baik jin , manusia atau Rasul sekalipun. Allah merencanakan kematian nabi Sulaiman untuk mematahkan isu bahwa jin mengetahui hal-hal yang ghaib.<br />
<br />
Jin bekerja untuk nabi Sulaiman selama beliau hidup, tatkala beliau wafat tugasnya pun akan terbebas. Nabi Sulaiman meninggal tanpa diketahui oleh jin sehingga para jin tetap bekerja dan mengabdi untuk beliau. Seandainya saja jin ada yang mengetahui hal yang ghaib ini maka jin tidak akan lagi meneruskan pekerjaan mereka. Akhir kisah nabi Sulaiman, yaitu ketika suatu hari beliau memasuki mihrabnya yang terletak di puncak gunung yang dindingnya terbuat dari permata untuk beri’tikaf, beribadah dan sholat. Dan bila beliau sedang berkhalwat, maka tidak ada seorang pun yang berani mengganggunya. Ketika itu nabi Sulaiman duduk dan bersandar pada tongkatnya seperti sedang tenggelam dalam tafakur.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Beliau berdzikir kepada Allah hingga malaikat maut menemuinya dan nabi Sulaiman pun meninggal. Jin menyangka bahwa beliau sedang shalat sehingga mereka tetap melanjutkan pekerjaannya. Berlalulah waktu yang sangat panjang hingga rayap datang dan mulai memakan tongkatnya nabi Sulaiman.<br />
<br />
Tongkat beliau pun menjadi rapuh dan keropos hingga tak mampu lagi menopang tubuhnya, maka tubuh suci itu pun lalu jatuh dan tersungkur. Manusia pun berdatangan mendekatinya, dan mereka baru sadar bahwa nabi Sulaiman telah meninggal sejak lama. Jin menyadari bahwa mereka tidak mengetahui hal yang ghaib ini dan manusia pun menyadari pula hal yang sangat hakiki ini.<br />
<br />
Itulah akhir dari kisah nabi Sulaiman as. yang meninggal dalam keadaan duduk dan shalat di mihrabnya. Berita ini segera menyebar, manusia, burung dan binatang buas mengantarkan jenazahnya dengan diiringi kesedihan yang mendalam. Semua makhluk bersedih, sekumpulan burung pun tampak menangis. Semenjak itu tak ada lagi orang yang dapat memahami bahasa burung, mungkin saja burung bersedih ditinggalkan nabi Sulaiman karena tidak ada lagi yang mengerti tentang bahasa mereka.<br />
Wallahu ‘alam bishowab.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-46497627616964855402011-10-26T17:40:00.000-07:002011-10-26T17:40:00.705-07:00Aku Tidak Pernah Kenyang Semenjak 16 Tahun LaluPendiri Mazhab Syafie ialah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Uthman bin Syafi’ie bin sa’ib bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Abdul Muhtalib bin Abdu Manaf. Dari pihak ibu ialah Muhammad bin Fathimah binte AbduLlah bin Al Hasan bin Al Husain al Sibthi bin Ali bin Abi Thalib r.a<br />
<br />
Al-Imam Asy-Syafi’ di lahirkan pada bulan Rejab tahun 150 hijrah di Ghaza, wilayah Asqalan yang letaknya di dekat pantai Lautan Putih (laut mati) bahagian tengah Palestina. Tempat kelahiran Imam Syafie sebenarnya bukanlah tempat kediaman ayahanya kerana tempat ayahnya adalah di Kota Mekah, daerah Hijjaz. Beliau lahir di Ghaza ketika kedua orang tuanya berada di kota tersebut untuk suatu keperluan. Kemudian kerana takdir Allah S.W.T ayahnya wafat di sana, sedangkan as Syafie masih dalam kandungan ibunya.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Diriwayatkan ketika Imam As Syafie dilahirkan di kampung Ghaza, ibunya memberi nama Muhammad. Berselang bebarapa hari sampailah berita dari negeri Baghdad Iraq bahawa Imam Abu Hanifah wafat dan telah dimakamkan di Baghdad sebelah timur. Riwayat lain menerangkan bahawa pada saat kelahiran as Syafie, keluarga beliau telah mengadakan perkiraan bahwa hari wafatnya (meninggalnya) Imam Abu Hanifah adalah bertepatan dengan hari kelahiran as Syafie. Berdasarkan riwayat ini, sebahagian ahli tarikh (sejarah) mencatat bahwa hari lahir dan tahun kelahiran Imam Asy Syafie bertepatan dengan hari wafatnya Imam Abu Hanifah r.a sehingga muncul ungkapan.”Telah tenggelam satu bintang dan muncul bintang yang lain.”<br />
<br />
Kisah tentang Imam Asy-Syafi’i adalah kisah tentang seorang ahli menuntut ilmu. Seorang yang tidak pernah menyerah dalam menghadapi cobaan dan rintangan dalam mencari ilmu.<br />
<br />
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berkata: “Aku tidak pernah kenyang semenjak 16 tahun lalu. Karena, banyak makan akan menyebabkan banyak minum, sedangkan banyak minum akan membangkitkan keinginan untuk tidur, menyebabkan kebodohan dan menurunnya kemampuan berpikir, lemahnya semangat, serta malasnya badan. Ini belum termasuk makruhnya banyak makan dari tinjauan syariat dan timbulnya penyakit jasmani yang membahayakan.”<br />
Sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair:<br />
<br />
Sesungguhnya penyakit, kebanyakan yang engkau lihat<br />
terjadi karena makanan atau minuman<br />
<br />
Seandainya tidak ada keburukan dari banyak makan dan minum kecuali menyebabkan sering ke toilet, hal itu sudah cukup bagi orang yang berakal dan cerdas untuk menjaga diri darinya. Barangsiapa yang menginginkan keberhasilan dalam menuntut ilmu dan mendapatkan bekal hidup dari ilmu, namun disertai dengan banyak makan dan minum serta tidur, sungguh dia telah mengusahakan sesuatu yang mustahil menurut kebiasaan.<br />
<br />
-Tadzkiratus Sami’ wal Mutakallim fi Adabil ‘Alim wal Muta’allimUnknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-80481764988980548752011-10-16T17:43:00.001-07:002011-10-16T17:43:58.814-07:00Sejarah Ka’bahKa’bah awalnya dibangun oleh Adam dan kemudian anak Adam, Syist, melanjutkannya. Saat terjadi banjir Nabi Nuh, Ka’bah ikut musnah dan Allah memerintahkan Nabi Ibrahim membangun kembali. Al-Hafiz Imaduddin Ibnu Katsir mencatat riwayat itu berasal dari ahli kitab (Bani Israil), bukan dari Nabi Muhammad.<br />
<br />
Ka’bah yang dibangun Ibrahim pernah rusak pada masa kekuasaan Kabilah Amaliq. Ka’bah dibangun kembali sesuai rancangan yang dibuat Ibrahim tanpa ada penambahan ataupun pengurangan. Saat dikuasai Kabilah Jurhum, Ka’bah juga mengalami kerusakan dan dibangun kembali dengan meninggikan fondasi. Pintu dibuat berdaun dua dan dikunci.<br />
<br />
Di masa Qusai bin Kilab, Hajar Aswad sempat hilang diambil oleh anak-anak Mudhar bin Nizar dan ditanam di sebuah bukit. Qusai adalah orang pertama dari bangsa Quraisy yang mengelola Ka’bah selepas Nabi Ibrahim. Di masa Qusai ini, tinggi Ka’bah ditambah menjadi 25 hasta dan diberi atap. Setelah Hajar Aswad ditemukan, kemudian disimpan oleh Qusai, hingga masa Ka’bah dikuasai oleh Quraisy pada masa Nabi Muhammad.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Dari masa Nabi Ibrahim hingga ke bangsa Quraisy terhitung ada 2.645 tahun. Pada masa Quraisy, ada perempuan yang membakar kemenyan untuk mengharumkan Ka’bah. Kiswah Ka’bah pun terbakar karenanya sehingga juga merusak bangunan Ka’bah. Kemudian, terjadi pula banjir yang juga menambah kerusakan Ka’bah. Peristiwa kebakaran ini yang diduga membuat warna Hajar Aswad yang semula putih permukaannya menjadi hitam.<br />
<br />
Untuk membangun kembali Ka’bah, bangsa Quraisy membeli kayu bekas kapal yang terdampar di pelabuhan Jeddah, kapal milik bangsa Rum. Kayu kapal itu kemudian digunakan untuk atap Ka’bah dan tiga pilar Ka’bah. Pilar Ka’bah dari kayu kapal ini tercatat dipakai hingga 65 H. Potongan pilarnya tersimpan juga di museum.<br />
<br />
Empat puluh sembilan tahun sepeninggal Nabi (yang wafat pada 632 Masehi atau tahun 11 Hijriah), Ka’bah juga terbakar. Kejadiannya saat tentara dari Syam menyerbu Makkah pada 681 Masehi, yaitu di masa penguasa Abdullah bin Az-Zubair, cucu Abu Bakar, yang berarti juga keponakan Aisyah.<br />
<br />
Untuk membangun kembali, seperti masa-masa sebelumnya, Ka’bah diruntuhkan terlebih dulu. Abdullah AzZubair membangun Ka’bah dengan dua pintu. Satu pintu dekat Hajar Aswad, satu pintu lagi dekat sudut Rukun Yamani, lurus dengan pintu dekat Hajar Aswad. Abdullah bin Az-Zubair memasang pecahan Hajar Aswad itu dengan diberi penahan perak. Yang terpasang sekarang adalah delapan pecahan kecil Hajar Aswad bercampur dengan bahan lilin, kasturi, dan ambar. Jumlah pecahan Hajar Aswad diperkirakan mencapai 50 butir.<br />
<br />
Pada 693 Masehi, Hajjaj bin Yusuf Ath-Taqafi berkirim surat ke Khalifah Abdul Malik bin Marwan (khalifah kelima dari Bani Umayyah yang mulai menjadi khalifah pada 692 Masehi), memberitahukan bahwa Abdullah bin Az-Zubair membuat dua pintu untuk Ka’bah dan memasukkan Hijir Ismail ke dalam bangunan Ka’bah.<br />
<br />
Hajjaj ingin mengembalikan Ka’bah seperti di masa Quraisy; satu pintu dan Hijir Ismail berada di luar bangunan Ka’bah. Maka, oleh Hajjaj, pintu kedua–yang berada di sebelah barat dekat Rukun Yamani–ditutup kembali dan Hijir Ismail dikembalikan seperti semula, yakni berada di luar bangunan Ka’bah.<br />
<br />
Akan tetapi, Khalifah Abdul Malik belakangan menyesal setelah mengetahui Ka’bah di masa Abdullah bin AzZubair dibangun berdasarkan hadis riwayat Aisyah. Di masa berikutnya, Khalifah Harun Al-Rasyid hendak mengembalikan bangunan Ka’bah serupa dengan yang dibangun Abdullah bin Az-Zubair karena sesuai dengan keinginan Nabi.<br />
<br />
Namun, Imam Malik menasihatinya agar tidak menjadikan Ka’bah sebagai bangunan yang selalu diubah sesuai kehendak setiap pemimpin. Jika itu terjadi, menurut Imam Malik, akan hilang kehebatannya di hati kaum Mukmin.<br />
<br />
Pada 1630 Masehi, Ka’bah rusak akibat diterjang banjir. Sultan Murad Khan IV membangun kembali, sesuai bangunan Hajjaj bin Yusuf hingga bertahan 400 tahun lamanya pada masa pemerintahan Sultan Abdul Abdul Aziz. Sultan inilah yang memulai proyek pertama pelebaran Masjidil Haram.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-63939620126013478862011-10-16T17:15:00.000-07:002011-10-16T17:16:31.365-07:00Kisah Nabi Musa dan Nabi KhidirSuatu hari Nabi Musa As. berpidato di hadapan kaumnya yaitu Bani Israil. Nabi Musa As. menyampaikan nasihat yang melunakkan hati dan membuat air mata bercucuran. Begitulah para Nabi manakala mereka memberi nasihat. Nasihat mereka melunakkan hati yang keras dan melecut jiwa yang malas. Hal itu karena hati dan jiwa mereka dipenuhi dengan rasa takut dan cinta kepada Allah Swt. Mereka diberi kemampuan untuk menjelaskan dan dikaruniai dengan ilmu yang banyak.<br />
<br />
Banyak orang ketika mereka mendengar orasi dari para orator ulung sampai terkagum-kagum. Terlebih jika mereka adalah Nabi-Nabi Allah. Setelah Nabi Musa As. menyelesaikan khutbahnya, dia diikuti oleh seorang laki-laki yang meninggalkan tempat perkumpulan. Laki-laki ini bertanya kepada Nabi Musa As., "Apakah di bumi ini terdapat orang yang lebih alim darimu?" Nabi Musa As. menjawab, "Tidak."<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Nabi Musa As. adalah salah seorang Rasul yang mulia. Dia termasuk dari lima Rasul yang digelari Ulul Azmi. Nabi Musa As. menempati urutan ketiga diantara para Nabi dan Rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi. Nabi Ibrahim As. berada di urutan kedua dan Nabi Muhammad Saw. di urutan pertama. Nabi Musa As. adalah Kalimullah (Nabi yang berbincang dengan Allah). Allah Swt. memberinya kitab Taurat yang berisikan cahaya dan petunjuk. Allah Swt. mengajarkannya banyak ilmu. Akan tetapi, seberapapun tingginya ilmu seorang hamba, dia haruslah tetap bertawadhu kepada Tuhannya. Jika dia ditanya dengan pertanyaan seperti itu, semestinya dia menjawab, "Wallahu a'lam." Seberapa pun ilmu yang dimiliki oleh seseorang tetaplah tidak ada bandingannya dibandingkan dengan ilmunya Allah Swt.<br />
<br />
Allah Swt. mencela Nabi Musa As. yang tidak mengembalikan ilmu kepada-Nya. Allah Swt. mewahyukan kepadanya, "Ada, ada yang lebih alim darimu. Aku mempunyai seorang hamba di tempat bertemunya dua laut. Dia memiliki ilmu yang tidak kamu miliki." Manakala Nabi Musa As. menyimak hal itu, dia pun bertekad ingin menemui hamba shalih tersebut untuk menimba ilmu darinya. Nabi Musa memohon kepada Allah Swt. agar menunjukkan tempat keberadaannya. Allah Swt. memberitahu bahwa dia berada di tempat bertemunya dua laut. Allah Swt. memerintahkan Nabi Musa As. supaya membawa serta ikan yang telah mati. Musa akan menemukan hamba shalih itu di tempat di mana Allah Swt. menghidupkan ikan itu. Nabi Musa As. berjalan dengan seorang pemuda temannya menuju tempat bertemunya dua laut.<br />
<br />
Dia meminta kepada si pemuda agar memberitahu jika ikan itu hidup. Keduanya sampai di sebuah batu di pantai. Nabi Musa As. berbaring di balik batu untuk beristirahat karena perjalanan panjang yang membuatnya letih. Di tempat itulah ikan itu bergerak- gerak di dalam keranjang. Dengan kodrat Allah Swt. ia hidup, melompat ke laut, membuat jalan yang terlihat jelas. Maka airnya berbentuk seperti pusaran, dan Allah Swt. menahan laju air dari ikan tersebut.<br />
<br />
Si pemuda melihat ikan yang hidup itu, tetapi dia tidak menyampaikannya kepada Nabi Musa As. karena dia sedang tidur. Setelah terbangun, dia lupa menyampaikan perkara ikan tersebut kepada Nabi Musa As. Pemuda itu belum teringat kecuali setelah keduanya pergi dari tempat itu. Pada hari itu dan pada malam itu keduanya terus berjalan.<br />
<br />
Pada hari berikutnya, ketika waktu makan siang telah tiba, Nabi Musa As. meminta pemuda itu untuk menghidangkan makan siang mereka berdua. Makanan mengingatkan pemuda itu kepada ikan, maka dia pun menyampaikan perkara ikan tersebut kepada Nabi Musa As. Ikan itu telah lompat pada saat keduanya beristirahat di batu kemarin. Perjalanan keduanya cukup mudah. Keduanya melewati tempat yang ditentukan, hingga kelelahan. Nabi Musa As. dan temannya berjalan berbalik menyusuri jejak semula yang telah mereka lalui, demi menuju ke batu tempat mereka beristirahat. Laki-laki yang dicari oleh Nabi Musa As. berada di sana di tempat di mana ikan itu lepas. Sampailah keduanya di batu itu. Keduanya mendapati seorang hamba shalih sedang berbaring di atas tanah yang hijau tertutup oleh kain, ujungnya di bawah kakinya dan ujung lainnya di bawah kepalanya.<br />
<br />
Nabi Musa As. langsung memberi salam, "Assalamu'alaikum." Sepertinya daerah itu adalah daerah kafir. Oleh karenanya, hamba shalih tersebut merasa sangat aneh mendengar salam di daerah itu. Dia menjawab, "Dari mana salam di bumiku." Kemudian hamba shalih itu bertanya siapa Musa. Nabi Musa As. memperkenalkan diri sekaligus menyampaikan maksud kedatangannya. Dia datang untuk menyertainya dan belajar ilmu yang berguna darinya.<br />
<br />
Hamba shalih itu berkata mengingkari perjalanan Nabi Musa As. kepada dirinya, "Apa kamu tidak merasa cukup dengan apa yang ada dalam kitab Taurat dan kamu diberi wahyu?" Kemudian hamba shalih itu menyampaikan bahwa ilmu mereka berdua berbeda, walaupun sumber keduanya adalah satu. Hanya saja, masing-masing mempunyai ilmu yang berbeda yang Allah Swt. khususkan untuknya. "Wahai Musa, sesungguhnya aku memiliki ilmu yang Allah ajarkan kepadaku yang tidak kamu ketahui. Kamu juga mempunyai ilmu yang Allah ajarkan kepadamu yang tidak Allah ajarkan kepadaku."<br />
<br />
Nabi Musa As. meminta agar diizinkan untuk menyertainya dan mengikutinya. Dia menjawab, "Kamu tidak akan bisa bersabar bersamaku." Nabi Musa As. pun berjanji akan sabar dengan izin dan kehendak Allah Swt. Hamba shalih itu mensyaratkan atas Nabi Musa As. agar tidak bertanya tentang sesuatu sampai dia sendiri yang nanti akan menjelaskan dan menerangkannya.<br />
<br />
Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir As. berjalan di pantai. Keduanya hendak menyeberang ke pantai yang lain, dan mendapatkan perahu kecil yang akan menyeberangkan para penumpang di antara kedua pantai. Orang-orang sudah mengenal hamba shalih itu, maka mereka menyeberangkannya bersama dengan Nabi Musa As. ke pantai seberang secara gratis.<br />
<br />
Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir As. melihat seekor burung yang hinggap di pinggir perahu. Burung itu mematok air dari laut sekali, maka hamba shalih berkata kepada Nabi Musa As., "Demi Allah, ilmumu dan ilmuku dibandingkan dengan ilmu Allah hanyalah seperti yang dipatokkan burung itu dengan paruhnya dari air laut."<br />
<br />
Ketika keduanya berada di atas perahu, Nabi Musa As. dikejutkan oleh Nabi Khidhir yang mencopot sebuah papan kayu dari perahu itu dan menancapkan patok padanya. Nabi Musa As. lupa akan janjinya, dengan cepat dia mengingkari.<br />
<br />
Pengrusakan di bumi adalah kejahatan, yang lebih jahat jika dilakukan kepada orang yang memiliki jasa kepadanya, "<i>Mengapa kamu melubangi perahu itu yang akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan besar</i>." (QS. Al-Kahfi: 71). Di sini hamba shalih itu mengingatkan Musa akan janjinya, "<i>Bukankah aku telah berkata, 'Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama denganku</i>." (QS. Al-Kahfi: 72). Pertanyaan Nabi Musa As. yang pertama ini dikarenakan dia lupa, sebagaimana hal itu dijelaskan oleh Rasulullah Saw.<br />
<br />
Nabi Musa As. dan Nabi Khidhir terus berjalan. Nabi Musa As. dikejutkan oleh Nabi Khidhir yang menangkap anak kecil yang sehat dan lincah. Nabi Khidhir menidurkan dan menyembelihnya, memenggal kepalanya. Di sini Nabi Musa As. tidak sanggup untuk bersabar terhadap apa yang dilihatnya. Dengan tangkas dia mengingkari, sementara dia menyadari janji yang diputuskannya. "<i>Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang munkar</i>." (QS. Al-Kahfi: 74)<br />
<br />
Pengingkaran Nabi Musa As. dijawab oleh hamba shalih itu dengan pengingkaran, "<i>Bukankah sudah aku katakan bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat bersabar bersamaku?</i>" (QS. Al-Kahfi: 75)<br />
<br />
Di sini Nabi Musa berhadapan dengan kenyataan yang sebenarnya, bahwa dia tidak mampu berjalan menyertai laki-laki ini lebih lama lagi. Nabi Musa tidak kuasa melihat perbuatan seperti ini dan diam. Hal ini kembali kepada dua perkara. Pertama, tabiat Nabi Musa. Nabi Musa dengan jiwa kepemimpinan yang dimilikinya sudah terbiasa menimbang segala sesuatu yang dilihatnya. Dia tidak terbiasa diam jika menyaksikan sesuatu yang tidak diridhainya.<br />
<br />
Dan kedua, dalam syariat Nabi Musa, pembunuhan seorang anak adalah sesuatu kejahatan. Bagaimana mungkin Nabi Musa tidak mengingkarinya, siapa pun pelakunya. Dalam hal ini Musa mengakui kepada hamba shalih tersebut. Musa memohon kesempatan yang ketiga dan yang terakhir. Jika sesudahnya Nabi Musa bertanya, maka dia berhak untuk meninggalkannya.<br />
<br />
Keduanya lantas berjalan, hingga tibalah di sebuah desa yang penduduknya pelit. Nabi Musa dan Nabi Khidhir meminta kepada mereka hak bertamu. Namun mereka berdua hanya mendapatkan penolakan dari mereka. Walaupun demikian, Nabi Khidhir memperbaiki tembok di desa itu yang miring dan hampir roboh. Ini perkara yang aneh. Mereka menolak menerima keduanya sebagai tamu, tapi hamba shalih ini memperbaiki tembok mereka dengan gratis.<br />
<br />
Di sini Nabi Musa As. memilih berpisah. Hal ini ditunjukkan oleh pertanyaan Nabi Musa As. kepada hamba shalih tentang alasan dia memperbaiki tembok secara gratis, padahal tembok itu dimiliki oleh kaum yang menolak mereka.<br />
<br />
Seandainya Nabi Musa As. bersabar menyertai hamba shalih ini, niscaya kita bisa mengetahui banyak keajaiban dan keunikan yang terjadi padanya. Akan tetapi Nabi Musa As. memilih berpisah setelah hamba shalih ini menerangkan tafsir dari perbuatannya dan rahasia yang terkandung dari perilaku yang dilakukannya. Dan perkara ini tercantum dalam surat Al-Kahfi.<br />
<br />
Adapun tiga hikmah yang ada dibalik tiga kejadian yang 'diajarkan' oleh Nabi Khidir kepada Nabi Musa adalah :<br />
<br />
Kejadian pertama adalah ketika Nabi Khidir menghancurkan perahu yang mereka tumpangi karena perahu itu dimiliki oleh seorang yang miskin dan di daerah itu tinggallah seorang raja yang suka merampas perahu miliki rakyatnya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "<i>Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.</i>" (QS Al-Kahfi: 79)<br />
<br />
Kejadian yang kedua adalah ketika Nabi Khidir menjelaskan bahwa beliau membunuh seorang anak karena kedua orang tuanya adalah pasangan yang beriman dan jika anak ini menjadi dewasa dapat mendorong bapak dan ibunya menjadi orang yang sesat dan kufur. Kematian anak ini digantikan dengan anak yang shalih dan lebih mengasihi kedua bapak-ibunya hingga ke anak cucunya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "<i>Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya)</i>." (QS Al-Kahfi: 80-81)<br />
<br />
Kejadian yang ketiga (terakhir) adalah dimana Nabi Khidir menjelaskan bahwa rumah yang dinding diperbaiki itu adalah milik dua orang kakak beradik yatim yang tinggal di kota tersebut. Didalam rumah tersebut tersimpan harta benda yang ditujukan untuk mereka berdua. Ayah kedua kakak beradik telah meninggal dunia dan merupakan seorang yang shalih. Jika tembok rumah tersebut runtuh, maka bisa dipastikan bahwa harta yang tersimpan tersebut akan ditemukan oleh orang-orang di kota itu yang sebagian besar masih menyembah berhala, sedangkan kedua kakak beradik tersebut masih cukup kecil untuk dapat mengelola peninggalan harta ayahnya. Ini sesuai dengan firman Allah Swt. "<i>Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya</i>". (QS Al-Kahfi: 82)<br />
<br />
Akhirnya Nabi Musa As. sadar hikmah dari setiap perbuatan yang telah dikerjakan Nabi Khidir. Akhirnya mengerti pula Nabi Musa dan merasa amat bersyukur karena telah dipertemukan oleh Allah dengan seorang hamba Allah yang shalih yang dapat mengajarkan kepadanya ilmu yang tidak dapat dituntut atau dipelajari yaitu ilmu laduni. Ilmu ini diberikan oleh Allah SWT kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Nabi Khidir yang bertindak sebagai seorang guru banyak memberikan nasihat dan menyampaikan ilmu seperti yang diminta oleh Nabi Musa as. dan Nabi Musa menerima nasihat tersebut dengan penuh rasa gembira.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-76653757057969767132011-09-09T21:42:00.000-07:002011-09-09T21:44:42.360-07:00Kisah Seorang Pelacur Muslimah dan Bid'ahKisah ini terjadi pada kisaran tahun 1980an. Singkatnya, ada seseorang yang bekerja di sebuah instansi yang bergerak di bidang pembinaan terhadap wanita-wanita tuna susila di negeri ini. Suatu hari, seperti biasanya dia bertugas mengunjungi tempat-tempat lokalisasi / prostitusi di sebuah kota di Jawa Timur. Namun kunjungan kali ini sangat berbeda dari biasanya. Di tengah-tengah kunjungannya itu, dia mendengar ada bacaan surat Al Ikhlas dibacakan pelan tapi masih terdengar dari balik sebuah kamar.<br />
<br />
Mendengar bacaan itu, dia merasa penasaran untuk mencari sumber bacaan itu. Dia datangi kamar penghuni lokalisasi itu untuk melihat siapa yang membaca bacaan surat Al Ikhlas berulang-ulang dengan sangat fasih itu. Setelah mengetuk pintu, ia pun dipersilakan masuk oleh penghuni kamar.<br />
<a name='more'></a><br />
Betapa kagetnya si pegawai itu melihat orang di dalam kamar lokalisasi itu adalah seorang wanita muda yang terbalut dengan jilbab kerudung. Singkatnya, terjawablah sudah pertanyaan si pegawai siapa gerangan yang membaca surat Al Ikhlas berulang-ulang. Si wanita pelacur 'muslimah' berjilbab itulah yang membacanya.<br />
<br />
Dengan penuh keheran-heranan dan tandatanya besar, si pegawai pun memberanikan diri untuk bertanya kepada si pelacur muslimah, “Mbak, kenapa mbak melacur?” tanya si pegawai.<br />
Mendengar pertanyaan dari si pegawai, si pelacur 'muslimah' tidak marah. Bahkan ia justru tersenyum tertawa.<br />
<br />
Melihat si pelacur justru tertawa, si pegawai bertanya kembali, “Kamu tidak merasa bersalah dengan perbuatanmu ini?” tanya si pegawai, lagi.<br />
<br />
“Tidak,” jawab si wanita pelacur itu mantap.<br />
<br />
Mendengar jawaban mantap yang keluar dari lisan si wanita pelacur, maka si pegawai pun semakin penasaran untuk menelisik lebih jauh tentang latar belakang si wanita muda pelacur itu.<br />
<br />
Singkatnya, tersingkaplah sejarah masa lalu si perempuan itu. Diketahuilah, sejak kecil si wanita itu sudah belajar nmengaji (membaca Al Quran) sejak dini di kampungnya. Dia belajar mengaji di bawah didikan kyai di kampungnya. Setelah lancar dan pintar mengaji, ketika umur 12 tahun, pak kyai di kampungnya itu pun memberikannya ijazah kelulusan karena berhasil mengkhatamkan Al Quran.<br />
Di dalam ijazah itu, juga ada sebuah pesan, “Barangsiapa membaca Al Ikhlas 1000 kali setiap hari akan masuk surgatanpa hisab.”<br />
<br />
Pesan itu juga dipesankan secara khusus oleh pak kyai yang memberinya ijazah khatam al Quran. <br />
Selanjutnya sejak saat itu sampai hari itu, ia terus menerus rajin membaca surat al ikhlas setiap malam sebanyak 1000 kali tak pernah putus. Demikian akunya. <br />
<br />
“Bagaimana saya harus merasa bersalah? Bahkan, sudah selayaknya saya justru merasa bersyukur kepada Allah karena diberikan pekerjaan yang ringan dan dengan penghasilanya pun lumayan,” jawabnya penuh kemantapan tanpa penuh keraguan.<br />
<br />
“Dan saya jelas “min ahlil jannah” (penghuni surga_pen) karena sejak menerima ijazah itu saya tidak pernah tidak membaca qul huwallahu ahad (maksudnya: surat Al Ikhlas_pen) setiap harinya,” pungkasnya. <br />
<br />
Terungkaplah ternyata alasannya kenapa ia sama sekali tidak merasa bersalah menjadi seorang pelacur bahkan justru bersyukur karena dimudahkan dalam mencari rejeki adalah karena ia MEYAKINI bahwa dia akan menjadi “ahli jannah” berbekal amalan bacaan surat Al Ikhlas 1000 kali setiap hari. Na'udzubillahi min dzalik.<br />
<br />
Hikmah dan ibroh (pelajaran) dari kisah ini adalah bahwa ternyata pengaruh bahaya bid'ah bisa sangat menyesatkan dan mengerikan. Keyakinan si pelacur itu akan kepastiannya masuk surga atas amalan yang tidak berdasar itulah yang justru menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan. Na'udzubillahi min dzalik.<br />
<br />
*Kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi di Indonesia yang diperoleh dari ceramah ustadz Abdullah Sungkar dengan sedikit mengubah alur cerita namun tanpa mengurangi esensi ceritanya.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-71804257939179162252011-03-05T17:11:00.000-08:002011-09-09T21:44:18.610-07:00Keramat Seorang WanitaSyeikh Sariy Saqaty r.a adalah seorang alim dan ulamak yang abrar. Murid-muridnya terdiri daripada pelbagai kaum yang datang dari merata pelusuk. Salah seorang daripada muridnya adalah seorang wanita yang solehah, jujur dan sentiasa taat dan patuh kepada perintah Allah. Wanita ini mempunyai seorang anak yang bernama Muhammad. Anaknya telah diserahkan kepada seorang guru untuk mempelajari ilmu-ilmu agama dan mengaji Al-Quran. <br />
<br />
Pada suatu hari guru agama ini pergi ke tepi sungai Dajlah bersama-sama anak wanita tadi untuk megambil angin sambil bersiar-siar. Ketika guru itu duduk sambil berehat, anak wanita tadi bermain-main di tebing sungai dan tidak di sedari bahawa anak itu telah terun ke dalam sungai itu. Setelah di sedari oleh guru itu dan belum sempat guru itu untuk menarik anak itu ke darat, tiba-tiba anak itu tenggelam ke dalam sungai. Dengan perasaan cemas guru itu mencari-cari anak itu tetapi tidak berjumpa. Setelah puas mencari guru itu tidak dapat berbuat apa-apa dan beliau berfikir mungkin anak itu telah mati dan di bawa arus. <br />
<a name='more'></a><br />
Guru tersebut merasa kesal di atas perbuatannya kerana mengajak anak tersebut bersiar di tepi sungai. Fikirannya buntu tidak dapat memikirkan bagaimana untuk memberitahu emaknya tentang kehilangan anak tersebut, dia takut dimarahi oleh wanita itu di atas kecuaiannya. Dengan perasaan yang tidak menentu itu, tiba-tiba ia teringat tentang syeikh Sariy seorang ulamak tempat ibunya mengaji, mungkin syeikh tersebut boleh membantu menyelesaikan masalah ini. Tanpa membuang masa guru itu terus kerumah Syeikh Sariy untuk memohon bantuannya menyelasaikan masalah kehilangan anak kepada wanita, muridnya. <br />
<br />
Setibanya di sana Guru itu menceritakan kepada Syeikh Sariy tentang kehilangan anak kepada wanita itu, dia memohon supaya mencari jalan bagaimana untuk memberitahu ibunya tentang kehilangan anaknya. Syeikh Sariy mengajak kawannya Al-Junid yang kebetulan berada disitu untuk pergi ke rumah wanita itu dan sama-sama membantu supaya wanita itu tidak mengamuk atau memaki hamun guru itu diatas kecuaian yang menyebabkan anaknya tenggelam di dalam sungai. <br />
<br />
Apabila tiba di rumahnya Syeikh Sariy dan Al-Junid mengajarnya tentang kesabaran yang perlu dihadapi kerana ia adalah dugaan Allah, jika sesuatu musibah yang menimpanya ia adalah takdir Allah semata-mata. Wanita itu kehairanan tentang tingkah laku Syeikh Sariy dan kawannya Al Junid. Wanita itu berkata kepada Syeikh Sariy "Apakah sebenarnya yang berlaku? sehingga tuan-tuan menceritakan tentang perkara yang telah saya ketahui". Syeikh Sariy berterus terang dan menceritakan tentang kehilangan anaknya yang telah tenggelam ke dalam sungai semasa anaknya bermain-main bersama-sama gurunya di tebing sungai Dajlah. <br />
<br />
Mendengar keterangan tersebut wanita itu berkata dengan perasanan tenang "Insya Allah, Tuhan tidak akan membuat sedemikian kepada aku". Wanita itu mengajak mereka supaya menunjukkan tempat kehilangan anaknya. Mereka menuju ke tebing sungai dan apabila sampai di sana guru itu menunjukkan tempat anaknya tenggelam. Kata wanita itu "Apakah kamu pasti bahawa anakku hilang di sini" Jawab guru itu "Benar di sinilah dia tenggelam dan saya tidak sempat untuk mememegang tangannya ketika ia tenggelam". Lalu wanita itu menyeru nama anaknya "Hai anakku Muhamammad" beberapa kali, tidak lama kemudian anaknya menjawab "Ibu, Saya ada disini". wanita itu terus turun kedalam sungai lalu menghulurkan tangannya ke dalam air dan menarik keluar anaknya. Syeikh Sariy, Al Junid dan Gurunya hanya terpegun melihat keajaipan yang berlaku di hadapan matanya. Syeikh Sariy berkata "jika kita memberitahu kepada orang, tentu mereka tidak percaya". Jawab Al Junid "Benar kata tuan, keajaipan tidak diperolehi oleh semua orang, kecuali mereka yang benar-benar takwa dan patuh kepada Allah, maka Allah akan mengurniakan kelebihan kepada mereka". <br />
<br />
Wanita tadi memelok anaknya dangan penuh kegembiraan. Mereka terus beredar dari situ untuk pulang kerumahnya dan tinggallah Syeikh Sariy, Al Junid dan Guru di situ. mereka berbincang-bincang tentang keramat yang diberikan Allah kepada wanita itu. Syeikh Sariy berkata "Wanita itu telah mendapat alamat bahawa anaknya masih hidup semasa ia berkata bahawa Allah tidak akan membuat sedemikian kepadanya" Mereka bertiga pun beredar dari situ dengan membawa kenangan yang tidak dapat di lupakan dan mereka bersyukur kepada Allah diatas kebesaran dan kekuasaan-Nya dan segala yang berlaku diatas muka bumi ini adalah di atas ketentuan-Nya.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-17537636095562809082011-03-01T17:07:00.000-08:002011-03-01T17:07:01.003-08:00Keldai Yang BerjasaPada suatu hari seekor keldai telah pergi menemui Nabi Muhammad s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah! Allah Yang Maha Besar telah menambahkan bilangan keluarga kami sebanyak enam puluh ekor. Setiap seekor tuan telah pun menunggangnya, hanyak aku sahaja yang belum tuan tunggangi. Maka itu sudilah tuan menunggangi aku pula. Aku lebih suka tuan menjaga aku daripada tuan aku sendiri."<br />
<br />
"Kenapa engkau berkata begitu wahai keldai?" tanya Rasulullah. Maka jawabnya: "Kerana penjaga aku itu tidak menjaga aku dengan betul dan sentiasa membiarkan aku lapar."<br />
<a name='more'></a><br />
"Sesiapa yang menjaga engkau wahai keldai yang malang?." tanya Rasulullah lagi. Keldai itu pun segera menjawab: "Yazid bin Shahab." Semenjak hari itu nasib keldai pun berubah.<br />
<br />
Apabila Rasulullah s.a.w. wafat, keldai itu amat merasa sedih sekali, seolah-olah enggan berpisah dengan nabi. Keldai itu kemudiannya telah jatuh sakit dan akhirnya terjatuh ke dalam perigi lalu mati.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-75748272132048889042011-02-28T17:05:00.000-08:002011-02-28T17:05:00.159-08:00Kecantikan Rasulullah s.a.w. sebagai Insan TeragungNabi Muhammad s.a.w. meskipun sama kejadiannya dengan manusia lain di muka bumi ini, namun bentuk lahiriah dan rohaniahnya tidak sama. Baginda mempunyai keistimewaan yang sama sekali tidak terdapat pada manusia-manusia biasa. <br />
<br />
Sebagai manusia yang terbaik di muka bumi ini, Baginda dianugerahkan dengan keperibadian dan perwatakan yang istimewa kerana padanyalah terdapat contoh untuk diteladani. <br />
<br />
Umum mengetahui keadaan yang zahir adalah gambaran yang terjelma dari unsur-unsur batin. Rupa paras seseorang boleh membantu menjelaskan keperibadian setiap individu. Ciri-ciri seperti bentuk badan, sifat fizikal dan rupa bentuk anggota adalah menggambarkan tentang akal dan akhlak seseorang. Begitulah dengan Nabi Muhammad s.a.w. yang mempunyai bentuk badan yang indah dan segak, namun tidak dapat digambarkan oleh mana-mana pelukis potret di dunia ini. Allah mengharamkan penggambaran potret Baginda oleh sesiapa saja. Sungguhpun begitu sifat-sifat kecantikan baginda masih boleh diillusikan melalui pertuturan dan riwayat para sahabat dan tabi'in. <br />
<a name='more'></a><br />
Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan seorang ulama Yahudi yang pada pertama kalinya bersua muka dengan Baginda lantas melafazkan keIslaman dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda. Ulama Yahudi berkenaan terpukau dengan raut paras dan akhlak baginda yang sudah tentunya milik seorang Rasul Agung di muka bumi ini. <br />
<br />
Para sahabat yang sentiasa bersamanya sentiasa meneliti bentuk tubuh tokoh kesayangannya secara terperinci. Di antara kata-kata appresiasi mereka yang pernah melihat baginda s.a.w. : <br />
<br />
Aku belum pernah melihat lelaki yang sekacak Rasulullah. Aku melihat cahaya memancar dari lidahnya. <br />
<br />
Seandainya kamu melihat Rasulullah, kamu akan merasa seolah-olah sedang melihat matahari terbit. <br />
<br />
Aku pernah melihat Rasulullah s.a.w. di bawah sinaran bulan. Aku bandingkan wajahnya dengan bulan, akhirnya aku sedari bahawa Rasulullah s.a.w. jauh lebih cantik daripada sinaran bulan. <br />
<br />
Rasulullah s.a.w. seumpama matahari yang bersinar. Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah s.a.w. <br />
<br />
Apabila Rasulullah s.a.w. berasa gembira, wajahnya bercahaya seperti bulan purnama dan dari situ kami mengetahui yang baginda sedang gembira. <br />
<br />
Kali pertama memandangnya, sudah tentu kamu akan terpesona <br />
<br />
Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat <br />
<br />
Wajahnya seperti bulan purnama <br />
<br />
Dahi Baginda luas, raut kening tebal, terpisah di tengahnya. Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa marah. <br />
<br />
Mata Baginda hitam dengan bulu mata yang panjang <br />
<br />
Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli di bahagian sudut. <br />
<br />
Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali pertama kali melihatnya. <br />
<br />
Mulut baginda sederhana luas dan cantik <br />
<br />
Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan. <br />
<br />
Apabila berkata-kata cahaya kelihatan memancar dari giginya <br />
<br />
Janggutnya penuh dan tebal menawan <br />
<br />
Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca. Warna lehernya putih seperti perak sangat indah. <br />
<br />
Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya <br />
<br />
Rambutnya sedikit ikal <br />
<br />
Rambutnya tebal kadang-kadang menyentuh pangkal telinga dan kadang-kadang mencecah bahu tapi disisir rapi <br />
<br />
Rambutnya terbelah di tengah <br />
<br />
Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur dari dada ke pusat <br />
<br />
Dadanya bidang dan selaras dengan perut. Luas bidang antara kedua bahunya lebih daripada biasa <br />
<br />
Seimbang antara kedua bahunya <br />
<br />
Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya , jarinya juga besar dan tersusun dengan cantik <br />
<br />
Aku tidak pernah menyentuh sebarang sutera yang tipis mahupun tebal yang lebih lembut daripada tapak tangan Rasulullah s.a.w. <br />
<br />
Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik. kakinya berisi, di tapak kakinya terlalu licin sehingga tidak melekat air. Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya. <br />
<br />
Warna kulitnya tidak putih seperti kapur atau coklat tapi campuran antara coklat dan putih. Warna putihnya lebih banyak. <br />
<br />
Warna kulit Baginda putih kemerah-merahan <br />
<br />
Warna kulitnya putih tapi sehat <br />
<br />
Kulitnya putih lagi bercahaya <br />
<br />
Binaan badannya sempurna, tulang-temulangnya besar dan kukuh <br />
<br />
Badannya tidak gemuk <br />
<br />
Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran sederhana lagi kacak <br />
<br />
Perutnya tidak buncit <br />
<br />
Badannya cenderung kepada tinggi. Semasa berada di kalangan orang ramai, baginda kelihatan lebih tinggi daripada mereka <br />
<br />
Sekalipun baginda miskin dan lapar tapi tubuhnya lebih gagah dan sihat daripada orang yang cukup makan.Aku tidak pernah melihat seorang lelaki yang lebih gagah dan berani daripada Rasulullah s.a.w. <br />
<br />
Begitu hebat personaliti dan ketokohan Baginda s.a.w., makhluk terpuji dan teragung di muka bumi. Kesimpulannya Nabi Muhammad s.a.w. adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh sepanjang zaman. <br />
<br />
<br />
Moral & Iktibar <br />
<br />
Nabi Muhammad s.a.w. adalah manusia terbaik pilihan Allah. <br />
Sifatnya yang terpuji merangkumi aspek fizikal dan rohani. <br />
Atas sifatnya yang superior inilah baginda dilantik menjadi pemimpin seluruh manusia di dunia ini. <br />
Baginda adalah manusia mithali yang serba lengkap dan serba kamil dan layaklah baginda tidak disentuh sebarang dosa lagi bersifat dengan maksum. <br />
Kepimpinan Baginda sepatutnya menjadi contoh teladan kepada semua manusia di muka bumi ini. Barangsiapa mentaati Allah tanpa mengakui kerasulan Nabi s.a.w., nescaya Allah tidak menerima keimanannya.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-23013321124589536022011-02-26T16:58:00.000-08:002011-02-26T16:58:00.920-08:00Keberanian Rasulullah s.a.wSesungguhnya pemimpin umat Islam itu bukan sahaja Rasulullah s.a.w. mengatur taktik dan strategi sebagai Panglima atau Jeneral, bahkan bagindalah yang sering maju kebarisan hadapan bertentangan muka dengan musuh.<br />
<br />
Saiyidina Ali bin Abu Talib r.a. adalah pahlawan yang selalu turut berperang disamping Rasulullah s.a.w. Beliau pernah menceritakan betapa beraninya Rasulullah di dalam suatu peperangan, katanya: "Baginda sangat berani mendekati kubu-kubu pertahanan musuh. Sewaktu tentera Islam menghadapi tentangan dalam peperangan Hunain dan banyak pejuang-pejuang Islam yang lari, baginda sendiri tidak keluar dari barisan pertahanan bahkan mengatur arahan dari atas kuda di tengah-tengah serbuan musuh. Akhirnya baginda berjaya mengumpulkan pasukan yang perpecah-belah itu untuk meneruskan perlawanan."<br />
<a name='more'></a><br />
Sewaktu tentera Islam terkepung dalam peperangan Uhud, Rasulullah s.a.w. sendiri mendapat luka, sahabat serta musuhnya menyangka baginda sudah tewas. Maka pada saat-saat yang mencemaskan itu, baginda memaksa dirinya tampil ke depan seraya berteriak: "Di sini Muhammad! Rasulullah! Aku masih hidup!."<br />
<br />
Pernah pada suatu malam penduduk kota Madinah menjadi gempar sebab terdengar bunyi riuh-rendah musuh yang cuba menyerang kota Madinah. Pasukan tentera Islam segera berkejar ke tempat tersebut dan mendapati Rasulullah s.a.w. telah berada lebih dahulu di situ. Baginda berkata kepada pasukan yang datang itu: "Musuh telah lari, keadaan telah aman, mari kita pulang."Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-25774248379292271472011-02-24T16:56:00.000-08:002011-02-24T16:56:00.635-08:00Keadaan Manusia Di Padang MahsyarSetelah semua mahkluk yang bernyawa dialam nyata ini mati dan hancur binasa Allah s.w.t. memerintahkan Malaikat Israfil untuk meniupkan angin Sangakala yang hebat itu untuk menghidupkan semula semua mahkluk yang sudah mati Israfil meniup dan berteriak dengan sekuat-kuatnya: "Wahai nyawa yang telah keluar dari badan, tulang-tulang yang telah reput luluh, tubuh yang telah buruk, urat yang telah putus berkecai, kulit-kulit yang telah pecah hancur, rambut-rambut yang telah luruh! Bangunlah kamu semua untuk menjalani hukuman dari Allah s.w.t. yang menjadi Hakim Besar dan Raja kepada semua raja!". <br />
<br />
Maka dengan tiba-tiba mereka pun tegak bangun berdiri. Mereka lihat langit, didapati langit berjalan-jalan, mereka lihat bumi, didapati bertukar wajah, tidak seperti bumi yang dahulu. Dilihat bintang-bintang, semuanya telah berhimpun di satu kawasan dengan padatnya. Dilihat laut terdapat api yang sedang bernyala-nyala diatasnya. Dilihat Malaikat Zabaniah telah berada dihadapan mereka. Dilihat matahari telah hilang cahayanya. Maka sedarlah dan tahulah mereka bahawa mereka berada ditempat yang dijanjikan kiamat.<br />
<a name='more'></a><br />
Lantas mereka berkata: "Inilah dia sebagaimana yang telah Allah janjikan dan inilah menunjukkan kebenaran para Rasul." Seperti yang telah Allah sebutkan dalam Al-Quran: "Mereka berkata: Aduhai celakanya kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari kubur tempat tidur kami?, Lalu dikatakan kepada mereka: "Inilah dia yang telah dijanjikan oleh Allah Yang Maha Pemurah dan benarlah berita yang disampaikan oleh Rasul-rasul !" (Yassin, Ayat: 52)<br />
<br />
Mereka pun keluar dari kubur tanpa pakaian, tidak berkasut dan sebagainya. Mereka bertelanjang bulat tanpa seurat benang pun dibadan. Dalam masa bangkit itu, manusia dalam keadaan bermacam-macam rupa.<br />
<br />
1. Sesetengah mereka ada yang berupa kera kerana di dunia mereka suka membuat fitnah kepada orang lain.<br />
<br />
2. Ada yang berupa khinzir kerana suka makan rasuah ketika menjalankan hukuman.<br />
<br />
3. Ada yang buta mata kerana keterlaluan pada menghukum manusia.<br />
<br />
4. Ada yang pekak dan bisu kerana mereka hairan dengan amalan yang mereka lakukan.<br />
<br />
5. Ada yang mengalir daripadanya nanah dan darah yang amat busuk dan sentiasa menikam-nikam lidah sendiri.Ini adalah kumpulan ULAMA yang bercakap dan mengajar tetapi perbuatannya tidak sama dengan apa yang diucapkan.<br />
<br />
6. Ada pula yang luka-luka seluruh badan kerana suka menjadi saksi bohong.<br />
<br />
7. Ada yang telapak kaki mereka terletak didahi dan terikat kepada ubun-ubun mereka serta menjadi sangat busuk, lebih busuk daripada bangkai. Mereka adalah orang yang sanggup membeli dunia dengan akhirat (mencari kemewahan dunia dengan memperalatkan agama).<br />
<br />
8. Ada seperti orang mabuk, rebah ke kiri, rebah ke kanan terhuyung-hayang. Mereka inilah yang sanggup menyimpan harta dari belanjakan ke jalan Allah.<br />
<br />
9. Ada yang berkeadaan benar-benar mabuk,orang ini suka bercerita-cerita dalam masjid akan hal dunia.<br />
<br />
10. Ada yang berupa khinzir kerana suka makan harta riba.<br />
<br />
11. Ada yang tidak bertangan dan tidak berkaki. Mereka ini suka menyakiti orang-orang sekampungnya.<br />
<br />
12. Ada yang berupa khinzir kerana mereka mempermudah-mudahkan sembahyang lalai dalam sembahyang)<br />
<br />
13. Ada pula yang bangkit dengan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking yang sentiasa mengigit-gigit dan menyengat-nyengat. Mereka ini di dunia payah hendak mengeluarkan zakat.<br />
<br />
14. Ada yang berkeadaan dimana darah yang amat busuk sentiasa keluar dari mulut mereka.Orang ini suka berbohong dalam perniagaan.<br />
<br />
15. Ada yang sampai terasing daripada manusia serta badannya sangat busuk dari bangkai. Mereka ini suka menyembunyikan maksiat kerana takutkan manusia,tidak takut pada Allah.<br />
<br />
16. Ada yang terpotong halkum,keadaannya tercerai dari leher. Orang ini selalu sanggup untuk bersaksi bohong.<br />
<br />
17. Ada yang bangun dari kubur tiada berlidah dan mengali darah busuk dari dalam mulutnya. Orang itu malas mengucap kalimah syahdah.<br />
<br />
18. Ada pula yang berjalan dengan kepala di bawah dan kaki di atas langit.Darah dan nanah sentiasa mengalir dari kemaluan mereka.Mereka itu suka berbuat zina semasa hidup.<br />
<br />
19. Ada yang berkeadaan muka hitam dan perutnya penuh dengan api neraka.Mereka ini suka memakan harta anak yatim secara zalim.<br />
<br />
20. Ada pula yang bangun dengan mengidap penyakit kusta dan sopak. Mereka inilah yang derhaka terhadap kedua ibu bapanya.<br />
<br />
21. Ada yang gigi mereka seperti tanduk lembu, lidah mereka terjelir hingga ke perut, najis dan kencing sentiasa keluar dari perut mereka. Mereka adalah orang yang suka meminum arak.<br />
<br />
semoga kita tergolong dalam golongan yang segera menginsafi diri dan bertaubat di atas dosa dan pengkhianatan yang dilakukan terhadap sesama manusia.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-80251040437748053522011-02-22T16:55:00.000-08:002011-02-22T16:55:00.625-08:00Janggut Nabi Harun Berwarna DuaNabi Musa a.s. telah diperintahkan oleh Allah s.w.t. supaya pergi ke bukit Sina untuk menerima wahyu. Semasa pemergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan kepada saudaranya Nabi Harun a.s. Pemergian Nabi Musa mengambil masa selama 40 hari dan 40 malam.<br />
<br />
Ketiadaan Nabi Musa a.s telah mengembirakan seorang musuh dalam selimut bernama Samiri. Dia telah memunafaat masa ini untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah bersusah payah membentuk dan memberi keimanan kepada mereka. Sewaktu Nabi Musa menyeberangi Laut Merah setelah pulang dari Mesir, kaki kuda yang ditunggangi oleh Nabi Musa telah tenggelam dalam pasir di tengah lautan yang kering itu. Dengan segala usaha yang dilakukan oleh Nabi Musa, kuda yang ditungganginya tetap tidak mahu meneruskan perjalanan untuk menyeberangi Laut Merah.<br />
<a name='more'></a><br />
Kerana itu Allah telah mengutuskan malaikat Jibrail dengan menunggang kuda betina. Melihat lawan sejenisnya kuda yang ditunngangi oleh Nabi Musa telah mengejar kuda yang ditunggangi oleh Malaikat Jibrail. Samiri yang ikut serta dalam rombongan tersebut telah mengambil segenggam pasir bekas tapak kaki kuda yang ditunggangi oleh Jibrail dan disimpannya untuk dijadikan azimat.<br />
<br />
Apabila tiba masa yang sesuai iaitu semasa Nabi Musa bersunyi di Bukit Sina, Samiri membuat patung seekor lembu daripada emas murni. Setelah siap, patung itu diisinya dengan pasir yang di ambil dari bekas tapak kaki kuda Jibrail. Dalam waktu yang singkat sahaja patung lembu tersebut dapat mengeluarkan suara. Melihat keadaan tersebut, umat Nabi Musa datang berduyun-duyun kepada Samiri. Samiri memimpin mereka menyembah patung lembu yang menakjubkan itu.<br />
<br />
Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala, lalu berusaha mencegah umatnya daripada terus syirik kepada Allah bahkan umatnya mengancam Nabi Harun untuk membunuhnya jika Nabi Harun terus melarang mereka meyembah patung lembu tersebut. Nabi Harun tidak dapat berbuat apa-apa untuk melarang mereka daripada terus menyembah patung tersebut. Setelah kembali daripada Bukit Sina, Nabi Musa sangat marah kerana melihat umatnya telah murtad. <br />
<br />
Nabi Harun telah di persalahkan dalam hal ini. Dalam keadaan marah yang tidak dapat dikawal Nabi Musa telah menarik janggut Nabi Harun menyebabkan janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah bertukar menjadi putih manakala janggut yang tidak terkena tangan Nabi Musa kekal berwarna hitam. Sejak itu janggut Nabi Harun mempunyai dua warna iaitu putih dan hitam.Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-83689854826159315932011-02-20T16:53:00.000-08:002011-02-20T16:53:00.663-08:00Isteri Yang Taat Kepada SuamiAda sebuah kisah, bahawa pada masa Nabi s.a.w. ada seorang laki-laki yang akan berangkat berperang, yang berpesan kepada isterinya : "Hai isteriku janganlah sekali-kali engkau meninggalkan rumah ini, sampai aku kembali pulang." Secara kebetulan, ayahnya menderita sakit, maka wanita tadi mengutus seorang laki-laki menemui Rasulullah s.a.w. <br />
<br />
Rasullullah s.a.w. bersabda kepada utusan itu : "Agar dia mentaati suaminya". Demikian pula si wanita, mengutus utusan tidak hanya sekali sehigga akhirnya dia mentaati suaminya dan tidak berani keluar rumah. <br />
<a name='more'></a><br />
Maka ayahnya pun meninggal dunia dan dia tetap tidak melihat mayat ayahnya dan dia tetap sabar. Sehingga suaminya kembali pulang. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi s.a.w. yang berbunyi, Maksudnya : "Sesungguhnya Allah s.w.t. telah mengampuni wanita tersebut, disebabkan ketaatannya kepada suaminya."Unknownnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-8973041378991736296.post-61506594421752031442011-02-19T16:52:00.000-08:002011-02-19T16:52:27.889-08:00Iblis Ingin BertaubatDalam sebuah kitab diterangkan bahawa sesungguhnya Iblis telah datang berjumpa dengan Nabi Musa a.s. dengan berkata: "Wahai Musa, engkau adalah seorang yang telah diutus oleh Allah s.w.t. dan Dia telah berkata-kata denganmu secara langsung." Kemudian Nabi Musa a.s. berkata: "Memang benar apa yang kamu kata, kamu ini siapa dan apa yang kamu mahu dariku?"<br />
<br />
Lalu berkata Iblis: "Aku adalah Iblis! Wahai Musa aku mahu kamu tolong katakan kepada Tuhanmu bahawa seorang makhluk-Nya ingin minta taubat kepadaNya." Lalu Nabi Musa a.s. berdoa kepada Allah s.w.t. dan menyampaikan apa yang diucap oleh Iblis, kemudian Allah s.w.t. pun menurunkan wahyu yang bermaksud: "Wahai Musa, katakan padanya bahawa sesungguhnya Aku berkenan menerima permohonannya itu dengan syarat mestilah terlebih dahulu dia (Iblis) sujud di kubur Adam, kalau dia mahu sujud maka aku sedia mengampuni segala dosanya."<br />
<a name='more'></a><br />
Setelah Nabi Musa a.s. menerima wahyu dari Allah s.w.t. maka Nabi Musa a.s. pun terus memberitahu Iblis tentang apa yang telah Allah perintahkan. <br />
<br />
Sebaik sahaja selesai Nabi Musa a.s. memberitahu segala perintah Allah s.w.t. maka dengan sombong dan bongkak Iblis berkata: "Wahai Musa, aku tidak sujud pada Adam ketika ia hidup di syurga, bagaimana aku hendak sujud padanya sesudah dia mati." Begitulah sifat sombong Iblis yang tetap dengan kedegilannya, walaupun dia tahu bahawa api neraka itu akan memakannya tapi dia tetap tidak mahu beriman pada Allah s.w.t. <br />
<br />
Dalam sebuah hadis menerangkan bahawa sesungguhnya Allah s.w.t. mengeluarkan Iblis dari neraka setiap 1000 tahun sekali, dan mengeluarkan Adam a.s. dari syurga, serta memerintahkan Iblis supaya sujud kepada Adam a.s. Disebabkan sikap angkuhnya dia tetap enggan sujud, maka dikembalikan Iblis ke dalam neraka.....Unknownnoreply@blogger.com